Kamis, 01 Desember 2016

Day #4: Someone Who Inspired Me

Susah lagi nih hari ini topiknya. I'm never easily impressed by people, let alone 'inspired'.

Kali ini saya putuskan untuk tidak nulis tentang orang-orang tenar. Definisi 'inspire' di Cambridge (British) dictionary adalah "to make someone feel that they want to do something and can do it". Berarti intinya hari ini saya mesti nulis tentang orang yang bikin saya termotivasi kan ya. Baiklah.

Izinkan saya repost cerita lama. Kayaknya udah pernah ditulis di blog ini deh sekian tahun silam. Nggakpapa lah repost tulisan sendiri mah ga akan kena sanksi plagiarism.

Jadi ceritanya waktu itu saya tingkat dua. Ada satu mata kuliah namanya Algoritma dan Struktur Data. Setiap sebelum praktikum, selalu ada tugas pendahuluan (TP) yang mesti dikerjakan dirumah, lalu disubmit di hari praktikumnya. Praktikum hari Senin, hari Minggu seharian saya nyampah, nonton tivi, internetan, chatting. Rasanya aman dan tenteram lantaran udah ada 'referensi' TP dari sumber terpercaya (sebut saja dia 'Toki').

Setengah 10 malam pun saya masih fesbukan dengan tenang. Besok pagi-pagi tinggal nyalin TP dari si sumber. Effortless lah. Sampai kemudian hape bergetar, ada SMS dari seorang teman. Berikut percakapan saya dan si teman via SMS.

Teman : Ul, TP alstruk diaplod ka mana?
Saya : students.if.itb.ac.id/~if16077/IF2031 wah maneh ngerjain sendiri TP nya? Gaul lah.
Teman : Iya nih, tapi masih banyak yang belum sih.
Saya : Mau cara licik ga? Haha.
TemanSebenernya bisa sih ul, kalo mau licik, saya punya TP nya Toki. Tapi ga ah. Orangtua saya bayarin saya kuliah mahal-mahal biar saya pinter. Kalo memang saya ga bisa, yang penting saya udah berusaha.

And then it hit me. 

Saya tutup internet browser. Saat itu hampir jam sepuluh malam. Saya akhirnya ngerjain TP sendiri sampai setengah tiga pagi. Nggak jadi nyalin. 


***

Jadi mungkin tulisan ini agak menyimpang dari topik ya. Karena sebenernya yang di kala itu menginspirasi adalah kata-kata si teman. Mestinya jadi "Something That Inspired Me" judulnya.

Anyway, kata-kata dia tadi bikin saya tergerak buat jadi orang yang lebih bersyukur dan lebih punya prinsip. Pada suatu titik (atau banyak titik) dalam hidup pasti kita pernah memilih menyelesaikan persoalan pakai jalan pintas kayak saya tadi. Tapi kalau kamu beruntung, kamu akan nemu sesuatu yang jadi tamparan, yang mengembalikan kamu ke jalan yang benar. 

Dan orangtua kita kerja banting tulang biar kita bisa sekolah tinggi-tinggi, nggak worth it banget kan kalo kita kerjanya cuma nyalin, nyontek. Ngga balik modal lah, boro-boro untung. Saya nggak melaknat perbuatan cari 'referensi' juga sih, tapi yang jelas perlakukanlah 'referensi' benar-benar sebagai referensi. Maksudnya acuan ketika kamu bener-bener stuck dan usaha maksimal sudah dikerahkan. 

You know, it is always the process that really counts. Dan saya sampai sekarang berusaha istiqomah berpegang pada itu.

Btw hey, Teman, you know that was you I'm talking about. If you read this, please know that I'm grateful. :)

Tidak ada komentar: