맛있어요!!

Salah satu hal yang menyenangkan dari mengais rejeki hidup di Korea adalah.. Makanannya!

 

Lah. Ada apa dengan makanan korea?

 

Sebelumnya saya cerita dulu latar belakang saya dan makanan Korea. Saya pertama mulai kenal sama makanan Korea itu sejak mulai rajin nonton variety show Runningman. Biasanya dalam satu episode, salah satu game nya selalu berlokasi di restoran, makan-makan. Adegan makan-makan di Runningman itu belum pernah gagal bikin iler menetes. Apalagi yang makan bakar-bakaran daging. Huooooo..

 

Beberapa lama kemudian, saya mulai membuat kemajuan dengan, tidak hanya nonton, melainkan sudah mulai nyobain makan makanan Korea. Di suatu malam yang impulsif saya dan tiga orang pria labil memutuskan mencoba makan di restoran Korea di bilangan Setiabudi. Di sana kami makan bulgogi, bibimbap, lengkap dengan banchan nya. Bulgogi itu daging cem sukiyaki gitu, yang tipis-tipis, dibakar, dibumbu agak manis, biasanya dibakar langsung di meja, di hadapan kita. Bibimbap itu nasi campur sayur campur daging cincang campur jamur campur gochujang (saus cabe), disajikan di hot bowl, sesaat sebelum disajikan ditambah telur mentah dulu, jadi nanti diaduk semua dan telurnya mateng kena panas dari hot bowl. Banchan itu bermacam jenis lauk dan sayur dan kimchi di piring-piring kecil. Mungkin yang butuh visualisasi, di bawah ini saya guglingkan gambarnya:



Bulgogi



Bibimbap



Banchan

Di restoran korea ini itungannya kami cuma bayar makanan utamanya (dan tambahan nasi) saja, banchan nya free, selain itu free juga cha (teh) tawar dingin, plus es kopi sebagai dessert. Kesan pertama makan makanan Korea, gimana? Enyak! Walau budget makan nya memang rada mahal, tapi worth it.

 

Ke depannya, setelah BSM berubah jadi TSM dan food court nya jadi lebih oke, saya juga doyan beli Bibimbap di food court nya TSM. Kemudian kalau sedang mampir supermarket Setiabudi yang jual berbagai bahan makanan impor, saya juga mulai beli benda-benda semacam gochujang atau minyak wijen, biar di rumah bisa bikin makanan yang rada berbau-bau Korea dikit.

 

Yak demikian sekilas masa perkenalan saya dengan makanan Korea. Dan tanpa saya duga, akhirnya saya punya kesempatan buat nongkrong beneran di Korea. Gimana rasanya makan makanan Korea beneran?

 

Enak bro. Enak mana sama makanan Indonesia? Ya jangan dibandingin, beda genre. Hehe. Berikut ini saya share beberapa makanan yang sudah pernah saya coba. Enjoy. ;)

 

Kimchi

Kimchi itu sayuran yang diawetkan dengan cara dibumbui. Dulu saya pernah dikirimi kimchi. Pas dicobain di rumah, buset apaan iniii nggak ada enak-enaknya sama sekali. Uasem. Tapi begitu saya nyobain kimchi disini, saya doyan. Entah kenapa. Kimchi itu ternyata enak, perpaduan asem asin dan pedesnya oke sekali. Setiap makan siang di kantin kampus saya jadi jarang absen makan kimchi.

 

Tteokpokki

Waktu awal-awal datang ke sini, saya pernah beli tteokpokki di pinggir jalan. Seporsinya lumayan banyak, saya makannya mesti bertiga. Berdua pun nggak bakal habis. Jajanan ini mayan populer di Korea. Basically terdiri dari rice cake (tteok) dan fish cake yang dipotong-potong, kemudian dimasak di dalam saus pedas. Tteokpokki yang pernah saya beli ini kebetulan potongan tteok nya gede-gede banget, jadi agak susah makannya.. -.-

 

Korean Fried Chicken

Saya pernah beli ayam goreng beginian di pinggir jalan juga. Khas nya sini ini, ayam gorengnya dibumbu agak manis gitu, tapi enak! Banget! Kadang ayamnya potongan-potongan gitu, atau sering juga udah tinggal daging, boneless. Kalau makan di restoran, biasanya ayam goreng itu soulmate nya bir. Ya, bir. Suatu saat pernah saya makan bareng temen-temen lab, beli ayam goreng, mereka beli bir dua pitcher guede, dan saya? Pepsi.

 

Barbekyu Jeroan

Setiap orang-orang di lab makan bareng, sekarang mereka agak milih-milih tempat makan. Kenapa? Tak lain tak bukan karena ada saya. Mereka sudah paham saya punya pantangan makan babi, ya karena itulah. Suatu hari mereka bosan makan di chicken and beer. Kangen bakar-bakaran daging tapi nggakbisa nge-babi. Pingin nge-daging sapi, mahalnya nggak karuan. Akhirnya dipilihlah jalan keluar terbaik: sapi, tapi jeroan. Biasanya yang dibakar itu usus, babat, hati, yang gitu-gitulah. Pertamanya saya insecure(?) juga makan benda-benda aneh ini, tapi ternyata enak pemirsa! Apalagi usus. Lumer di mulut, gimanaa gitu.

 

Seafood Campur Toge

Salah satu cara menyajikan seafood di sini, yang kebetulan belum pernah saya lihat sebelumnya, adalah seafood campur toge. Haha. Saya nggak tahu tepatnya nama makanan nya apa, tapi segala bentuk seafood: kepiting, kerang, gurita, cumi, udang, semuanya dicampur dalam satu wajan gede, ditumpuk di atas tumpukan toge yang panjang-panjang, dan berkuah pedas. Biasanya disediakan gunting dan capitan buat motong-motong seafood yang masih berukuran besar.

 

Korean Pancake

Tampilannya mirip-mirip martabak ya. Dan memang mirip juga rasanya. Cuma disini mereka bisa bikin nggak berminyak. Mungkin bikinnya dipanggang atau gimana gitu ya, bukannya digoreng. Saya pernah nyobain pancake yang isi seafood dan isi kimchi. Dan dua-duanya enaaak. Lebih enak yang kimchi sih. Nyam.

 

Odeng

Ini semacam apa ya kalau di Indonesia.. Hmm.. Cuanki kali ya. Ini intinya cuma fishcake dipotong-potong, kemudian dikuahin. Kuahnya gurih agak pedes merica gitu. Enak banget sih jajan beginian kalau pas lagi dingin-dingin cem sekarang ini 19 derajat (curhat). 

 

Solongtang

Dilihat sekilas, tampak atas nya mirip-mirip soto betawi, cuman minus emping. Sebenarnya solongtang ini juga agak-agak semacam soto sih. Isinya daging sapi yang diiris tipis. Nggak spektakuler-spektakuler banget, tapi bisa dikategorikan comfort food nih menurut saya. Lagi-lagi paling debest dimakan pas udara dingin begini, maknyos.

 

Samgyetang

Ini dia nih. Debest banget menurut saya. Ini sup, disajikan di hot bowl gitu. Kuahnya super gurih, enak pokoknya. Dan yang spesial banget itu adalah isi supnya. Ayam utuh! Bener-bener seporsi itu satu ayam utuh. Ayamnya nggak gede banget sih emang. Trus di dalam ayamnya diisi nasi yang sudah dibumbui dan dicampur segala macem bahan-bahan semacam kacang-kadangan dan ginseng. Super enak, sehat, dan mengenyangkan.

 

Bakar-bakaran

Di korea banyak sekali bakar-bakaran cem begini ini. Wajan ditaroh di meja, mbak-mbak atau mas-masnya nanti masakin buat kita. Minggu lalu saya nyobain ayam dan baby octopus. Ayam dan gurita mentah, plus sayuran dan daun bawang dan bawang bombay dibumbui dan dimasak langsung di depan mata. Teknik penyajian yang begini ini selalu sukses bikin pembeli makin lapar dan ngiler.

 

Kimbap

Lho Ul kan kimbap itu bukannya bentuknya yang kayak sushi gitu ya. Iya sih. Tapi yang segitiga begini juga ada. Dan lebih praktis. Murah lagi. Haha. Kimbap itu dari kata kim yang artinya rumput laut dan bap yang artinya nasi. Jadi selama bahan dasarnya nasi dan dibungkus rumput laut, namanya kimbap. Kimbap segitiga begini dijual di minimarket-minimarket terdekat. Kisaran harganya hanya 700-900 won saja per buah nya. Sekali makan untuk porsi saya, biasanya 2 atau 3 buah.

 

All You Can Eat Bakar-Bakaran

Ini cem Hanamasa gitu lah. Bedanya, kalau Hanamasa kan bisa bakar-bakaran dan celup-celupan. Kalau ini cuma bakar-bakaran aja. Di meja ada tempat bakar-bakarannya, kita ambil sendiri apa yang mau dibakar, sepuasnya, tidak terbatas waktu dan jumlah. Bayarnya juga sudah including minuman sepuasnya (non alkolhol) dan dessert. Restoran all you can eat beginian yang pernah saya coba, bahkan harganya kalau dirupiahin lebih murah dari Hanamasa. cuma 11000 won saja.

 

Patbingsu

Ini dessert super enak. Parah. Bahan utamanya es serut dan kacang merah. Bahan-bahan lain nya menyesuaikan, beda-beda tergantung yang jual. Kadang dikasih cornflake, kacang, buah kering, atau dikasih es krim di atasnya. Biasanya juga disiram susu kental manis atau saus coklat atau sirup. Rasanya? Enak banget, saudara. Tapi berhubung biasanya disajikan di mangkuk gede seperti gambar di atas, saya nggak habis kalau makan sendirian.

 

Yak segitu dulu kali ya. Udah ngiler belum nih yang pada baca? :p

 

Intinya makanan di Korea ini acceptable banget buat saya. Udah mah makanan pokok juga sama-sama nasi, makanannya juga mayoritas spicy, berbumbu, miroso. Dan yang nggak kalah penting adalah harganya nggak jauh beda dengan di negeri sendiri. Untuk urusan halal tidaknya tetap perlu disiasati lah pastinya.. :)

 

Petualangan tidak akan berhenti sampai disini. Kapan-kapan saya ceritain lagi yang lebih mouthwatering.. Sampai jumpa lagi kapan-kapan!