Minggu lalu babeh saya menelepon, mengajak makan malam bareng. Tumben. Makan dimana, katanya. Terserah, kata saya. Ketika mengatakan 'terserah' itu saya secara langsung membawa kami ke dalam pilihan yang terlalu banyak karena walaupun sudah dipersempit dengan frase 'yang penting dekat-dekat kosan saja' tetap menghasilkan banyak opsi. Yak. Selamat datang di bilangan SCBD dan sekitarnya; surga kuliner Jakarta Selatan. Bagaimana tidak? Di tengah areal gedung perkantoran yang menjulang, bertaburan restoran-restoran, rumah makan, warung, tumpah. Ruah. Jalan Wolter Monginsidi dan sayap-sayapnya, Senopati, Senayan..
Pernah lihat di suatu acara teve sekaligus pernah baca di suatu bacaan yang entah apa: terlalu banyak pilihan malah bikin nggak hepi. Waduh. Daripada jadi nggak hepi mau pilih makan di mana, akhirnya pilihan jatuh ke lokasi yang benar-benar dekat dengan kosan: Mall Pacific Place (PP).
|
Mall elit tidak merakyat tanpa parkiran motor |
PP ini tidak bisa dibilang selemparan batu dari kosan, karena sekuat-kuatnya saya melempar batu dari kosan, boro-boro sampai PP, paling-paling hanya kena pos hansip depan mesjid. Tapi memang PP ini mall terdekat dari kosan saya, hanya 5 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki. Kenapa memilih mall? Karena setiap mall pasti punya food court yang biasanya merupakan tujuan akhir bagi kaum yang kesulitan menjawab pertanyaan 'mau makan dimana'. Di food court, orang bisa duduk dulu, memandang sekeliling, atau berjalan melihat-lihat, sebelum kemudian memilih makanan yang menarik. Tak perlu terbatasi oleh menu-menu bertema tertentu yang bakal kita temui jika makan di restoran betulan.