Rabu, 26 Juni 2013

Petualangan Berkendaraan Umum di Jakarta (Part 2)

Jadi apa asiknya berkendaraan umum di Jakarta, Ul?

Halah to the point bener nanyanya. Sebelum memutuskan asik atau tidaknya berkendaraan umum di Jakarta, mari sejenak berkenalan dengan kendaraan-kendaraan umum yang pernah saya jamah(?).

Kopaja dan Metromini

Kopaja merupakan singkatan dari Koperasi Angkutan Jakarta (hayooo siapa yang baru tau? Ngaku!). Kendaraan umum yang satu ini berupa bus kecil berwarna putih dengan aksen hijau tua. Kebanyakan kopaja yang saya temui sudah dalam kondisi tidak sehat, kursi karatan, interior menyedihkan, dan yang lebih menyedihkan lagi adalah kondisi kejiwaan para penumpangnya yang disebabkan oleh waswas yang berlebihan lantaran teknik mengemudi sopir kopaja yang menantang maut. True story.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG6CbAbdNhzqatTlW5-4l2CRiZeTwgOrn9wIkrxQUcKy-rtDHR5hN6eyQ7QCFnDlSdRV4rjrXExW6QM3lgegN3CJO_1VQvP9K8KTjWqJndpW1Ve5O2tVy1SjOtoY3vntCaZ4KHEW6E9J0/s400/kopaja.jpg
Kopaja
Saudaranya, metromini (bukan, bukan singkatan kok), persis sama secara bentuk kendaraan, hanya saja warnanya oranye menyala, dengan sedikit aksen biru. Kondisi fisik maupun dampak kengebutannya terhadap jiwa penumpang juga sama saja memprihatinkan. Walaupun memang akhir-akhir ini di SCBD dan sekitarnya saya perhatikan mulai banyak terlihat metromini dan kopaja yang diremajakan, agak-agak lebih kinclong gitu tampilannya.

http://jakartakita.com/wp-content/uploads/2012/01/metromini.jpg
Metromini
Naik kopaja maupun metromini, kita cuma bayar 2000 rupiah! Terserah mau jauh, mau dekat, mau dari terminal sampe terminal lagi, pokoknya 2000 rupiah, flat! Oh tapi kan BBM habis naik harga, mungkin naik juga kali ya sekarang tarifnya. Yah, sampai sekarang menurut saya memang dua jenis angkutan ini lah yang paling enak di kantong.

Tapi memang harga sebanding juga dengan pelayanan. Service yang kita dapat pun sekelas 2000 rupiah. Ya itu tadi, kondisi fisik kendaraan yang pas-pasan, aksi kebut-kebutan, dan mesti rela berdiri bahkan sampai berdesak-desakan. Sedikit saran dari saya bagi yang lebih newbie dari saya di bidang perkopajaan dan permetrominian:
  • Harus sigap dan cepat ketika naik, kopaja/metromini normalnya tidak pernah berhenti sempurna ketika mengambil penumpang, kecuali ngetem. Jadi begitu naik ke kendaraan, langsung cari pegangan, pegang yang kuat, karena kendaraan akan segera melaju bahkan ketika anda baru menginjakkan satu kaki untuk naik.
  • Mind your own belonging! Penting sekali, karena pencopetan sering sekali terjadi di dua jenis kendaraan umum ini. Saya termasuk yang sudah berpengalaman kecopetan di kopaja dan nggak lagi-lagi deh, amit-amit, jangan sampe. Bagi yang membawa ransel, pindahkan ke depan, jangan digendong di belakang. Pokoknya pastikan tas dan barang berharga anda selalu dalam pengawasan.
  • Bagi yang belum tahu cara nyetop kopaja/metromini ketika mau turun, nyetopnya bisa dengan ngomong 'kiri', 'kiri depan', dan sebagainya, bisa ke sopir langsung, atau bisa juga ke keneknya, ntar doi yang teriak ke sopir biar berhenti. Atau, satu cara lagi yang lazim dilakukan adalah ketok-ketok langit-langit kendaraan. Boleh pake tangan, atau pake koin recehan juga bisa.
  • Hati-hati ketika turun dari kopaja/metromini, karena, lagi-lagi dia tidak akan berhenti sempurna, dan yang terpenting, kaki kiri duluan. Ngaruh emang ya kaki mana duluan? Ngaruh, percayalah. Sudah banyak kecelakaan yang terjadi akibat turun kopaja/metromini salah kaki.
Kadang kalau sedang beruntung kita juga akan disuguhi pertunjukan dari seniman jalanan: pengamen. Mereka akan masuk dari pintu depan kopaja/metromini, membawa properti minimal gitar, atau kadang juga dengan seperangkat perkusi sederhana. Yang agak keren bawa biola juga. Oke ini relatif, kalau pengamennya memang berbakat, bisa jadi hiburan yang yahud biar nggak bosen. Tapi kalo pas lagi sumpek dan pengamennya cempreng dan maksa minta duitnya, makin nambah bete lahir batin jadinya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT2YaQoY6S9eJNQ7UCjeEwCngDwWxOcEcjy0DoNLTP9OFNd-FMydmGkAwQEk3itwPLuESHROe0CAVGqtsbS2Uk-HjmxepJt8VSFOZGhvLkXxeuqddOrWKiDhVT472xsviPuGiYX_sazT-w/s1600/IMG_0202.JPG
Pengamen
Selain pengamen, pedagang-pedagang juga kadang masuk metromini/kopaja untuk menjajakan dagangannya. Sama juga ini, tergantung sikon dan kebutuhan, pedagang beginian bisa jadi annoying, atau malah bermanfaat. Pernah suatu saat saya kehabisan kaos kaki (banyak yang bolong dan kondisinya mengkhawatirkan), dan voila! Di perjalanan ke kantor ada yang jual kaos kaki di metromini, 5000 dapat dua pasang. Klik. Klop. Tau aja ini si mang-mang penjual, kalo saya lagi butuh kaos kaki.. :3

Yak kira-kira begitu perkenalan kita dengan dua angkutan paling kondang(?) dan paling memacu adrenalin se-ibukota. Jangan kemana-mana Mau kemana-mana boleh, tapi jangan lupa balik lagi ke sini, karena saya akan kembali dan memperkenalkan angkutan-angkutan umum lainnya yang tak kalah imutnya! Stay tune! :D

Tidak ada komentar: