Weekend kemarin saya pulang ke Bandung, dengan agenda utama datang kondangan rekan seangkatan SMA. Beliau lulusan sipil ITB, dulu kenal di SMA, kebetulan pernah ikut ekstrakurikuler yang sama. Beliau kelahiran 1991, tahun ini baru menginjak 22 tahun, seumuran dengan saya. Salut saya dengan mereka yang menikah muda, contohnya teman saya yang satu ini. :D
Agenda sekunder saya untuk mBandung weekend kemarin adalah menyambangi suatu tempat makan di Karapitan yang katanya sih sedang happening lantaran konsep menu nya yang kreatif dan variatif sekali.
Tempatnya tidak terlalu besar, tidak bakal terlihat dari jauh kalau tidak ada banner besar di luarnya. Tempat parkir pun tidak luas. Tapi fokus kita di sini adalah nyobain makanannya, jadi mari berhenti membahas hal lain yang kurang relevan. :"
RumZat Simplisio buka mulai pukul 10an, saya dan rekan saya tiba di sana jam11, dan jadi pengunjung pertama. Tempat ini memang baru mulai ramai di jam makan siang. Kami langsung ambil tempat duduk yang nampak nyaman dan meminta buku menu. Yang menarik di sini, memang sesuai desas-desus yang beredar(?) tempat ini menawarkan menu yang sangat bermacam-macam, sebut saja, berbagai jenis sushi, ramen, okonomiyaki, tom yam, suki, makanan Korea cem bibimbap, kimbap, dan tteokpokki, kemudian macam-macam pasta, baked rice, snack-snack seperti potato wedges dan chicken wing, makanan-makanan lokal cem nasgor, soto, dan sop daging pun ada.
Dari sekian banyak menu itu, saya dan rekan saya akhirnya tidak terlalu beranjak dari zona nyaman, memesan sushi dan okonomiyaki. Sushinya seingat saya berjudul Salmon Baked Sushi. Kuantitas? Seporsi berisi enam sushi. Ukuran? Bayangkan bentuk silinder, diameternya cukup besar untuk sebuah sushi, tapi tinggi nya bisa dibilang minim. Haha. Pokoknya beginilah penampakan nya:
Komposisi? Nasi gulung, di dalamnya ada telur, timun, dan sesuatu yang krenyes-krenyes, di luarnya dibungkus nori, di atasnya ada salmon (matang) yang diguyur saus yang creamy dan uenak, yang terlihat agak gosong-gosong menggiurkan karena dibakar. Dibakar gimana? Dulu pas kuliah saya sering mangkal di warung Jepang depan parkiran SR, di situ saya tahu bahwa gosong-gosong di permukaan baked sushi itu didapatkan dengan cara dibakar menggunakan alat bakar yang mirip pistol yang menyemburkan api. Begitulah. Kualitas? 8,5/10 deh. :D
Menu berikutnya yang kami pesan adalah okonomiyaki, semacam martabak a la Jepang. Pertama pesanannya datang ke meja, kami cukup amazed karena ukuran okonomiyaki nya jumbo. Pesanan yang satu ini lah yang menggagalkan rencana awal kami yang cuma pingin ngemil cantik.
Okonomiyaki yang kami pesan, tidak jauh beda dengan okonomiyaki yang pernah saya coba di tempat lain, berbahan dasar adonan tepung, isinya keju dan sayuran yang biasa jadi isian bala-bala, permukaannya diguyur saus dan ditaburi cakalang kering. Sebenarnya enaaak, sayangnya memang kami kurang perhitungan dengan ukurannya, sehingga lama-lama terasa eneg. Tapi tetap 8/10 deh. Hehe. Saran, untuk menikmati futo okonomiyaki ini menurut saya dibutuhkan sekurang-kurangnya 3 orang agar tidak terasa eneg. Atau beli saja ukuran yang lebih kecil, bisa juga.
Minumannya, kami berdua penggemar Thai tea, maka jelaslah pesanan kami pasti Thai tea. Rekan saya beli Thai tea (oren), dan saya yang green Thai tea. Kesalahan terbesar saya adalah mengaduk terlalu rata sehingga susu kental manis nya tercampur semua, padahal saya tidak suka apa-apa yang terlalu manis. Jadi berapa ya skornya, hmm 7,25/10 deh.
Pesanan kami yang terakhir inilah yang paling fantastis.. Mari kitasambit sambut.. RISOLES DURIAN!!!!!!!!
Walau penampakannya tidak terlalu menggiurkan, percayalah kawan-kawan, ini enak sekali. Sebenarnya seharusnya namanya dadar gulung durian, karena kulit pembungkusnya itu lebih mirip dadar gulung, tapi lagi-lagi pembahasan tentang itu kurang relevan, jadi mari kita tinggalkan. Risoles durian ini dijual seharga 5k per eksemplar(?) dan ditawarkan dalam dua kondisi, beku dan tidak beku. Untuk menu ini tidak perlu menunggu karena disimpan di semacam kulkas eskrim, tinggal ambil. Saran, beli yang beku saja karena menurut saya lebih nikmat dan isiannya tidak meluber kemana-mana ketika digigit. Saya tidak bisa cerita apa-apa lagi tentang sang risoles ini, lebih baik datang saja ke Karapitan dan coba sendiri. Trust me, it's worth it. I will for sure come back there and buy it again and again and again. Skor? 10/10, sempurna! :D
Overall brunch di RumZat Simplisio cukup memuaskan, di lidah maupun di kantong (kan masih awal bulan), tapi menurut saya waktu penyajiannya cukup lama. Padahal waktu itu masih sepi, belum banyak pengunjung. Saran, kalau makan di situ siapkan kesabaran yang cukup, atau kalau keburu laper ya makan risoles duren dulu aja.. ;)
*harga-harga yang dituliskan di post ini hanya berdasarkan ingatan, bon nya sudah hilang, tapi insyaAllah 80% benar kok :"
Agenda sekunder saya untuk mBandung weekend kemarin adalah menyambangi suatu tempat makan di Karapitan yang katanya sih sedang happening lantaran konsep menu nya yang kreatif dan variatif sekali.
Jengjeeeng! Rumah Lezat Simplisio! |
RumZat Simplisio buka mulai pukul 10an, saya dan rekan saya tiba di sana jam11, dan jadi pengunjung pertama. Tempat ini memang baru mulai ramai di jam makan siang. Kami langsung ambil tempat duduk yang nampak nyaman dan meminta buku menu. Yang menarik di sini, memang sesuai desas-desus yang beredar(?) tempat ini menawarkan menu yang sangat bermacam-macam, sebut saja, berbagai jenis sushi, ramen, okonomiyaki, tom yam, suki, makanan Korea cem bibimbap, kimbap, dan tteokpokki, kemudian macam-macam pasta, baked rice, snack-snack seperti potato wedges dan chicken wing, makanan-makanan lokal cem nasgor, soto, dan sop daging pun ada.
Dari sekian banyak menu itu, saya dan rekan saya akhirnya tidak terlalu beranjak dari zona nyaman, memesan sushi dan okonomiyaki. Sushinya seingat saya berjudul Salmon Baked Sushi. Kuantitas? Seporsi berisi enam sushi. Ukuran? Bayangkan bentuk silinder, diameternya cukup besar untuk sebuah sushi, tapi tinggi nya bisa dibilang minim. Haha. Pokoknya beginilah penampakan nya:
Salmon Baked Sushi, 27k |
Menu berikutnya yang kami pesan adalah okonomiyaki, semacam martabak a la Jepang. Pertama pesanannya datang ke meja, kami cukup amazed karena ukuran okonomiyaki nya jumbo. Pesanan yang satu ini lah yang menggagalkan rencana awal kami yang cuma pingin ngemil cantik.
Baked Cheese Futo Okonomiyaki, 35k |
Thai Tea dan Green Thai Tea, @13k |
Pesanan kami yang terakhir inilah yang paling fantastis.. Mari kita
Ini dessert paling lezat yang pernah saya rasakan sampai saat ini. #lebay |
Overall brunch di RumZat Simplisio cukup memuaskan, di lidah maupun di kantong (kan masih awal bulan), tapi menurut saya waktu penyajiannya cukup lama. Padahal waktu itu masih sepi, belum banyak pengunjung. Saran, kalau makan di situ siapkan kesabaran yang cukup, atau kalau keburu laper ya makan risoles duren dulu aja.. ;)
*harga-harga yang dituliskan di post ini hanya berdasarkan ingatan, bon nya sudah hilang, tapi insyaAllah 80% benar kok :"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar