Justru ketika kita sudah tidak jomblo lagi, maka malah akan semakin banyak yang mengejar-ngejar kita.Oke bro, disini konteksnya bukan 'jomblo' yang harfiah ya. Walaupun, eh! Sebenarnya bisa dipake juga dalam konteks 'jomblo' yang sesungguhnya sih. True story. Yaudah bahas itu dulu aja. :p
Pernah liat cowo2 yang setelah ada gandengan malah jadi banyak penggemarnya? Banyak sih harusnya kasus begitu.
Analisis sederhana dari saya adalah:
- Adanya
gandengan itu memperlihatkan bahwa mereka punya daya tarik dalam suatu
hal. True, semua orang punya daya tarik, tapi yang nggak mampu
menunjukkannya bakal terlihat nggak menarik, invisible deh pokoknya.
Dengan adanya gandengan, orang2 bisa liat "oh si ini tuh oke juga
ternyata, si itu aja mau kan sama dia". Begitu kira2.
Mirip2 kasusnya kayak restoran baru. Kalo awal2 belum banyak orang yang tau, sepi2 aja pastinya. Tapi begitu udah mulai ada yang dateng, nyicip, dan ternyata menu2nya rasanya yahud, maka pelanggan yang puas itu akan datang lagi dan lagi. Pelanggan cem begini ini bisa diibaratkan 'gandengan' buat si restoran. Setelah itu? Mulailah orang2 "oh disitu oke nih kayaknya, nyatanya mereka pada betah makan disitu". See? - Okey
masuk ke alasan sederhana kedua. Sejak sebelum punya gandengan
sebenernya udah menarik sih itu orang, tapi para penggemar terlalu segan
untuk mendekati, apalagi mengejar. Nah begitu ada satu yang berani
memulai, maka yang lain pun jadi punya nyali.
Nah kalo yang ini mirip2 sama suasana ujian. Setengah jam sebelum ujiannya beres, pasti udah banyak yang selesai, tapi pada segan ngumpulin duluan. Begitu ada satu aja yang mulai berdiri ngumpulin, eaaaa yang lain langsung ngikut. Begitulah. Sounds familiar? :D
Jadi itu dua analisis sederhana tentang bagaimana fenomena ini bisa terjadi di kalangan para jomblo yang tidak lagi jomblo(?).
Lalu gimana kalau fenomena ini terjadi pada 'yang tidak lagi jomblo' dengan konteks yang berbeda? Kita ganti kata 'jomblo' dengan kata 'nganggur', misalnya. Again, true, kadang malah pas kita masih pengangguran, cari kerja susahnya amit2, tapi begitu udah dapet kerjaan, malah banyak godaan, mulai banyak tawaran2 lain dari sana sini. Nah, again, kenapa bisa begitu ya?
Bisa ngga ya dijelaskan dengan 2 analisis yang sudah ada?
Yah. Ngga perlu sih dianalisis.
Kalo kata pepatah(?) sih 'jodoh itu di tangan Tuhan'. Yang namanya jodoh itu jelas bukan semata urusan percintaan doang, sodara2, urusan kerjaan juga bisa dibilang jodoh2an. Bisa jadi malah godaan2 itu tadi justru jodoh kita yang sebenarnya. No one knows.
Yang penting dilakoni saja bro, sambil berdoa minta yang terbaik. Insyaallah cepat atau lambat hilang galau beginiannya, dan bisa ketemu jodoh yang terbaik. Hehe. Aamiin!
Yaa Allah, kalau memang itu jodohku, dekatkanlah, mudahkanlah, dan kalau bukan, jauhkanlah sejauh2nya biar nggak bikin galau(?)..
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar