Kamis, 06 Februari 2014

Edisi Liburan: Busan, Day Two

Hari kedua. 

Saya bangun siang berhubung sedang tidak ada kewajiban solat Subuh. Mandi, siap-siap, 9.30 kumpul di depan motel. Hari ini tur resmi dimulai! Rombongan dipecah ke beberapa taksi menuju destinasi wisata pertama: Haedong Yonggungsa. Kalo gugling sekilas sebelum berangkat sih, ini kuil yang letaknya di tepi laut. Lumrahnya di Kroya yang namanya kuil itu di bukit atau di dataran tinggi gitu, tapi yang satu ini nyeleneh. Walau demikian, justru itu yang bikin kuil ini tenar. Unik, sekaligus menghadiahi pemandangan yang worth seeing.

Setelah beberapa lama duduk manis di taksi, kami diturunkan di semacam areal parkiran tempat wisata gitu. Dalam jarak pandang saya belum keliatan bangunan kuil sama sekali. Ya semacam Prambanan atau Borobudur gitu sih, jadi depan itu tempatnya parkiran dan stand jualan street food dan souvenir. Kita mesti jalan dulu menembus aral melintang yang cukup menggoda kantong dan menggoda perut itu tadi, baru deh nyampe ke wahana utamanya.

Rame sama orang jualan.
Jualan souvenir: lonceng, gantungan-gantungan gitu, miniatur. Banyak banget yang bentuknya babi. Kata temen yang orang sini, babi itu melambangkan keberuntungan. Okey.
Yang di sini souvenir nya lebih unyu lagi, nggak cuma babi soalnya. Ada kelinci, burung, ayam, dll.
Setelah lirik-lirik souvenir kanan kiri, akhirnya kedai-kedai jualan berganti dengan patung-patung. Tandanya sudah mulai dekat dengan kuil yang kami tuju. Di sebelah kiri ada patung-patung yang melambangkan shio. Beberapa pengunjung terlihat berdoa di depan si patung-patung itu tadi. Pengunjung lainnya foto-foto dengan background shionya masing-masing. Sebelah kanan juga ada patung-patung yang entah patung apa. Nggak ada yang berdoa disitu berarti cuma penggembira aja kali ya, haha.

Patung-patung shio. Itu ada ibu-ibu lagi berdoa.
Patung-patung yang lebih modern, biar sisi sebelah kanan nggak sepi-sepi amat.
Nggak lama kemudian, gerbang ke area kuil mulai kelihatan. Dan tepat setelah gerbang kami disambut tangga batu yang menurun. Perasaan mulai nggak enak ini, sekarang bisa nyantai turun terus, tapi nanti baliknya pasti ngos-ngosan gara-gara naik.

Buddha of Granting A Son. Nangkring cuma beberapa meter setelah gerbang masuk. Banyak pengunjung yang ngelus-elus perutnya yang buncit ini. Ikutan ah.
Turun teroooos. Bersenang-senang dahulu, berngos-ngosan kemudian.
Setelah beberapa saat menuruni anak tangga, nemu area yang nggak terlalu luas, tapi di situ ada patung Buddha yang cukup besar, di depannya ada tempat berdoa. Dan kalo kita nengok ke sebelah kanan.. Laut! Bisa lihat laut! Pemandangan dari situ bikin melongo banget. Astonishing. Kamera pun beraksi, jepret, jepret, ceklik, ceklik.. Pokoknya, apa enaknya ya istilahnya.. Absurdly beautiful.

Absurd #1
Absurd #2
Absurd #3
Absurd #4
Absurd #5
Dari situ turun tangga lagi, sampailah di pantai bebatuan gitu, dan di salah satu sudutnya mejenglah patung Buddha keemasan. Seperti biasa, pengunjung yang kesitu either berdoa sambil bakar hio di depan patung buddha, or sekedar foto-foto. Saya jelas golongan kedua. Dari area patung Buddha emas itu kita juga bisa lihat bangunan kuil utama.

Patung Buddha emas.
Versi close-up. Itu di depannya ada patung Buddha mini nya, unyu banget.
Itu sebelah kanan bangunan kuil utamanya. Bener-bener kuil di tepi laut ya.
Oke, saatnya beralih ke area bangunan kuil utama. Ada apa aja di situ? Mari cekidot:

Jadi menurut kepercayaan kalo ngelempar koin sampe bisa masuk ke either mangkok yang di bawah or mangkok yang dipegang sama si patung, maka harapan akan terkabul.
Another babi thingy. Lambang keberuntungan.
Patung naga pegang bola merah. Di bawahnya kayak ada banyak figurin imut gitu.
Rada dizoom dikit. Figurin-figurinnya ternyata bentuk biksu-biksu botak! Dalam berbagai pose.
Patung Buddha yang satu ini nampak ceria bener. Lagi ketawa gitu. 
Somehow I also managed to see a real monk inside the temple.
Pelataran kuil.
The path on our way back to the main gate. Nanjak! Mamam! Gempor!
Overall kunjungan ke kuil Haedong Yonggungsa ini sangat memuaskaaan! Banyak banget objek foto, pemandangannya juga sangat bisa dinikmati. Kontras banget sama pemandangan kampus yang gersang membosankan, atau pemandangan Seoul yang penuh gedung pencakar langit memuakkan. Hahaha.

Lanjut. Kami kembali naik taksi ke tempat tujuan berikutnya. Menurut jadwal tur sih tempat ini namanya Dalmaji Walking Trail. Tapi saya nggak lihat sebelah mananya yang walking trail. Saya cuma liat ada bangunan cem rumah panggung yang rada temple-ish. Nggak paham juga sih apa fungsinya si bangunan ini, tapi kayaknya cuma buat ngaso-ngaso sama lihat pemandangan sekeliling. Akhirnya kami serombongan ya cuma ngaso-ngaso di sekitar situ, menikmati pemandangan dan udara segar.

Something temple-ish.
Ini langit-langit bangunannya. Warna warni banget.
Ini bagian dalemnya. Nggak ada apa-apanya juga sih.
Kalo saya tanya ke temen yang orang sini sekembalinya dari Busan, apa yang menarik dari tempat bernama Dalmaji ini, doi bilang Dalmaji itu kompleks rumah orang kaya. Di sana banyak toko, resto, dan kafe-kafe mahal. Dan saya pun ber-"Ooooh.." karena memang di sepanjang jalan sekitar situ nampak kafe-kafe bagus, lebih nampak luxury daripada yang saya lihat di lokasi sepanjang pantai atau downtown di Busan.

Kafe mahal #1
Kafe mahal #2
Hari semakin siang, perut kerucukan. Akhirnya kami pun bergerak ke arah pantai Haeundae. Kami serombongan makan siang di rumah makan India. Rada menyakitkan di kantong sih, tapi sepadan. Saya beli paket makan siang yang isinya green salad (dressingnya super enak nggak pake bohong), roti naan, dua macem kari (mixed vegetable dan chicken), dan yoghurt isi buah buat dessertnya. 

Sambil nunggu pesenan, foto-foto dulu.
Habis makan siang, rombongan tur pecah jadi dua. Karena mayoritas yang ikut tur ini bule, mereka demen sekali minum. Kabarnya di Haeundae ini ada Irish Bar yang jual cider enak. Mereka pada mampir situ. Beberapa sisanya, termasuk saya, nggak ikut nge-bar. Kami malah ke Busan Aquarium! Katanya sih ini akuarium terbesar di Kroya. Lebih gede dari yang di Coex, Seoul. Tapi harganya mahal. 21ribu won seorang. Beruntungnya, lagi ada diskon 30% buat foreigner. Lumayan banget. Akhirnya saya nyobain kesitu. Itung-itung udah lama banget nggak ke Sea World juga. :p

Busan Aquarium!
Bingung mau kasi caption apa di sini hahaha. Postingan ini gambarnya banyak banget sih, udah habis ide.
Banyak banget bocah di sini. Pada super excited gitu liat ikan.
Kang Gary!
Asik banget ini, bisa megang-megang bintang laut! >.<
Jadi inget mainan kayak akuarium gini yang bisa dikocok-kocok trus muncul gelembung-gelembungnya gitu di dalemnya. Haha. Ini versi besarnya.
Taneman airnya warnanya ngejreng-ngejreng. Rada nampak unreal gitu.
My favorite: jellyfish! Makhluk secantik ini ditakdirkan beracun ya..
Ini petugas yang ngasi makan hiu. 
Ini si beliau yang dikasi makan sama petugas tadi.
Toko souvenir. Huhuhuhu pengen beli tapi mahal bonekanya, seharga sama tiket masuk akuariumnya masa.
Setelah puas lihat ikan, saya sempat mampir pantai Haeundae dulu, jalan-jalan dikit. Saya pribadi lebih menikmati pantai Gwanganli yang di deket motel. Pasalnya, pantai Haeundae ini jauh lebih rame manusianya. Pantainya lebih lebar sih, jadi lebih memuaskan kalo mau main di pasirnya. Tapi kalo dilihat dari panjangnya, panjangan Gwanganli.

Haeundae beach.
Menjelang malam, saya dan temen saya memutuskan untuk berkeliaran di Haeundae. Kami jajan tteokbokki dan gorengan udang. Pas jalan-jalan juga nemu pusat jual makanan laut di sekitar situ, tapi kami cuma lewat aja, nggak beli-beli. Kemudian malemnya tanpa direncana nyasar ke daerah pusat pertokoan di daerah bernama Seomyeon, di situ mampir makan di salah satu rumah makan yang jualan ayam goreng. Habis itu balik deh ke Gwanganli. Mampir Cold Stone dulu beli es krim gara-gara ngidam es krim rasa ciskek dari kemarin. Dan es krim nya Cold Stone yang berjudul Cheese Berry yang saya beli kali itu literally es krim rasa ciskek terenak yang pernah saya makan. A perfect closure for a tiring yet exciting day.

Fiuhh. Saatnya hibernasi. Petualangan masih sehari lagi..


Tidak ada komentar: