Rabu, 09 Januari 2013

Sok Tau Episode 2

Masih melanjutkan kisah rice cooker yang membawa kenaasan dari post sebelumnya. Ya, waktu itu saya gagal masak nasi gara-gara lupa masang inner cooking pan alias wadah nasi yang ada takarannya, ke dalam body rice cooker. Si rice cooker pun harus tewas dalam usia muda(?).

Kenaasan yang kedua terjadi ketika saya sudah bukan bocah lagi, kira-kira kelas 2 SMA. Waktu itu saya jadi panitia pelatihan anggota baru ekskul angklung di SMA saya, yang diadakan di villa sewaan di daerah Lembang. Jabatan saya kebetulan kadiv logistik, yang jobdesc nya termasuk urusan masak-memasak.

Saat itu kondisinya saya beserta semua alat masak dan bahan-bahannya sudah ada di villa. Beberapa rekan panitia juga sudah ada. Tapi penanggungjawab masak-memasak, yaitu teman saya bernama Nia (nama asli loh) belum datang. Dia ini memang paling expert dan berpengalaman dalam hal memasak untuk ukuran anak kelas 2 SMA. 


Kami menunggu. Dan menunggu. Semakin banyak peserta dan panitia yang datang, hari semakin siang, yang ditunggu tak kunjung datang, akhirnya saya putuskan untuk mulai memasak. Bagi tugas, ada yang mengupas dan mengiris bahan sayur sop, ada yang menggoreng tahu tempe, dan juga masak nasi. 

Masak nasi. 

Ternyata rekan-rekan panitia banyak yang justru lebih tidak berpengalaman dibanding saya dalam hal ini. Akhirnya saya beri tutorial memasak nasi dengan rice cooker, kan saya udah bisa :p

Ada yang tanya: "Ul, masaknya seberapa nih?"

Nah. Masalah dimulai dari sini. Kami harus memasak dalam jumlah besar, lebih dari dua puluh orang yang jelas. Rice cooker di villa ada 2, dua-duanya berukuran besar, kapasitas maksimum 10 cup kalau saya tidak salah. Mempertimbangkan waktu yang cukup sempit dan anak-anak yang mulai lapar, akhirnya..

Saya: "Penuhin aja, 10"

Dan terjadilah, dua rice cooker diisi sebanyak kapasitas maksimal, nyalakan. Tunggu matang. 

Skip langsung ke bagian Nia datang. Dia langsung mengambil alih komando masak-memasak, mengecek segala hal, dan tibalah giliran inspeksi rice cooker. Ketika Nia datang, rice cooker sudah dalam state 'keep warm', bukan 'rice cooking' lagi, which normally means, nasinya sudah matang. Begitu dibuka.. Wah. Ada yang aneh. Ternyata.. Belum matang, sodara-sodara. Sama sekali!

Jadi biasanya di rumah saya hanya masak nasi skala kecil kan, 2 atau 3 cup, dengan takaran air yang sesuai. Nah ini saya bikin penuh se rice cooker, tapi dengan begitu perbandingan air dan beras nya jadi tidak seimbang, air nya jadi terlalu sedikit. Harusnya masak nya skala normal saja, lebih cepat matang, nasi yang sudah matang dipindah, lalu masak lagi, begitu seterusnya.. 
Perhatikan takaran cup atau liter yang ada di situ, kebanyakan air bikin nasi lembek, terlalu sedikit ntar nggak mateng bro
Yah, akhirnya ya begitu, nasi dua rice cooker, tidak matang. Harus dimasak ulang. Dan para manusia di villa itu semakin kelaparan. Aaah, gomen! >.<

Sekali lagi, saya, dan kesoktahuan saya. Kali ini berbuah kelaparan yang berkepanjangan dari sekelompok anak muda belia.


Demikian, yang namanya sok tau itu kurang recommended, kawan. Kalau ragu, kurang jelas, bertanya lah! 

Sudah banyak kan, contoh kenaasan lain yang bisa terjadi dalam hidup kita akibat dari sok tau. Apa saja? Silakan direnungkan masing-masing. :p

Tidak ada komentar: